MAKALAH
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen
Keuangan 2
Di
Semester Empat Prodi
S1 Manajamen & S1 Akuntansi
Disusunoleh :
1. Mahwiyah (5230014009)
2. Galih Adi Prakoso (5130014010)
3. Hilda Noviana Chori (5130014023)
4. Suhaini (5130014020)
5. M Amirul Fahri Alfaruk (5130014033)
DosenPembimbing :
NINNASI
MUTTAQIN,S.M.B,M.SM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
TAHUN 2016
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Manajemen Kas dan Surat Berhargal”.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Manajemen Keuangan 2.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada :
1. Ibu Ninnasi M. yang sudah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.
2.
Teman-teman yang sudah
membantu
3. Secara khusus penulis
menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan
dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis dalam
menyelesaikan makalah ini
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan
ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Surabaya, 03 Maret 2016
Penulis
BAB 2
PEMBAHASAN
Motivasi Perusahaan Mengadakan Kas
Kas dan surat berharga merupakan
jenis aktiva yang paling likuid bagi perusahaan. Pengertian kas adalah seluruh
uang tunai yang ada ditangan (cash on hand) dan dana yang disimpan dibank dalam
berbagai bentuk seperti deposito, rekening Koran. Kas merupakan alat tukar yang
memungkinkan manajemen menjalankan berbagai kegiatan usahanya.
Surat berharga adalah bentuk
penanaman dana perusahaan dalam jangka waktu pendek yang bersifat sementara,
sehingga apabila perusahaan membutuhkan kas, maka surat berharga akan dijual
dan hasilnya dapat digunakan untuk membiayai koperasional perusahaan.
Motif dalam Menyimpan Kas
Terdapat empat motif dasar dalam menyimpan kas
yaitu:
1. Motif
Bertransaksi (Transactions Motive)
Motif transaksi artinya uang
kas digunakan untuk melakukan pembelian dan pembayaran,seperti pembelian barang
atau jasa, pembayaran gaji, upah utang, dan pembayaran lainnya. Kas keluar dan kas masuk tidak selalu
tersinkronisasi.Jika kas keluar > kas masuk, perusahaan bisa menghadapi
masalah likuiditas.
2. Motif
Berjaga-Jaga (Precautionary Motive)
Motif berjaga-jaga, artinya uang kas
digunakan untuk berjaga-jaga sewaktu dibutuhkan uang kas untuk keperluan yang
tidak terduga.Misalnya pada saat perusahaan mengalami kerugian tertentu dan
harus menutupi kerugian tersebut sesegera mungkin.
3.
Motif Spekulasi (Speculative Motive)
Motif spekulasi, artinya uang kas digunakan
untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang mungkin timbul diwaktu yang
akan datang, seperti turunnya harga bahan baku secara tiba-tiba akan
menguntungkan perusahaan dan diperkirakan kemungkinan akan meningkat dalam
waktu yang tidak terlalu lama. Dalam hal ini perusahaan akan memiliki
kesempatan untuk membeli dengan uang kas yang dimilikinya, dan menjualnya pada
saat harga naik.
4.
Kebutuhan saldo Kompensasi
(Compensating Balance)
Motif
saldo kompensasi merupakan salah satu alasan perusahaan untuk mengadakan
kas.Perusahaan memiliki saldo kas tertentu di bank dalam bentuk rekening giro,
sebagai kompensasi atas jasa pelayanan yang diberikan bank kepada perusahaan. Sejumlah dana
berupa saldo minimum yang diputuskan untuk
tetap berada di bank dalam rekening giro, sehingga perusahaan tidak perlu membayar jasa pelayanan
tertentu kepada bank. Dengan adanya saldo ini, bank dapat meminjamkan dana
kepada nasabah dengan jangka waktu yang lebih lama. Bank akan memperoleh penghasilan
bunga yang merupakan
biaya jasa tidak
langsung yang harus dibayar
oleh nasabah tersebut.
Aliran Kas
Aliran
kas dalam perusahaan : Aliran kas masuk (cash inflow) dan aliran kas
keluar (cash out flow). Aliran kas ada yang kontinyu dan tidak kontinyu
(intermittent).
• Aliran kas masuk kontinyu(misalnya hasil penjualan produk
secara tunai, penerimaan piutang). Aliran kas masuk
intermittent (misalnya pendapatan dari peyertaan pemilik perusahaan,
penjualan saham, penerimaan kredit dari bank, penjulan AT yang tdk terpakai).
• Aliran kas keluar kontinyu (misalnya kas utk pembelian
bahan mentah, gaji karyawan)
Aliran kas keluar
intermittent (misalnya pengeluaran untuk pembayaran dividen, bunga, pembayaran
angsuran hutang pembelian kembali saham, pembelian AT).
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kas
1.
Adanya
penerimaan dari hasil penjualan barang dan jasa. Artinya perusahaan melakukan
penjualan barang, baik secara tunai maupun secara kredit. Bila dilakukan secara
tunai, maka otomatis langsung berpengaruh terhadap kas. Akan tetapi jika
dilakukan secara angsuran, maka perubahan ini akan terjadi untuk beberapa saat kedepan. Perubahan tentunya akan
menyebabkan uang kas bertambah.
2.
Adanya
pembelian barang dan jasa, artinya perusahaan memnbeli sejumlah barang, baik bahan
baku, bahan tambahan, atau barang keperluan lainnya, yang tentunya akan
berakibat mengurangi jumlah uang kas.
3.
Adanya
pembayaran biaya-biaya operasional. Dalam hal ini perusahaan mengeluarkan
sejumlah biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk membiayai
aktivitas perusahaan, seperti membayar gaji, upah, telepon, listrik, pajak,
biaya pemeliharaan yang tentunya akan mengakibatkan uang kas akan bertambah.
4.
Adanya
pengeluaran untuk membayar angsuran pinjaman. Artinya jika dalam memperoleh
sumber dana perusahaan melakukan pinjaman ke bank atau ke lembaga lain, maka
perusahaan tentu akan membayar angsuran pinjaman tersebut, selama beberapa
waktu , hal ini tentunya akan mengakibatkan berkurangnya uang kas.
5.
Adanya
pengeluaran untuk investasi. Hal ini dilakukan bila perusahaan hendak melakukan
penambahan kapasitas produksi seperti pembelian mesin-mesin baru, atau
pembangunan gedung atau pabrik baru. Hal ini juga dapat terjadi bila perusahaan
hendak melakukan ekspansi kebidang usaha lainnya.
6.
Adanya
penerimaan dari pendapatan, artinya perusahaan memperoleh tambahan kas dari
pendapatan, baik yang berkaitan langsung dengan kegiatan perusahaan maupun
pendapatan yang tidak langsung. Jelas bahwa pendapat ini akan mempengaruhi
jumlah uang kas.
7.
Adanya
penerimaan dari pinjaman. Dalam hal ini perusahaan memperoleh sejumlah uang
dari lembaga peminjam, seperti bank atau lembaga keuangan lainnya. Pinjaman ini
akan menamabah jumlah uang kas dalam periode tersebut.
8.
Dan
faktor lainnya.
Disamping faktor yang dapat
mempengaruhi kas perusahaan terdapat pula faktor-faktor yang tidak mempengaruhi
perubahan jumlah uang kas, yaitu:
a) Adanya penghapusan dan pengurangan
nilai buku dari aktiva.
b) Penghentian pengguanaan aktiva yang
sudah habis umur ekonomisnya (disusut) dan tidak dapat dipakai lagi.
c) Adanya pembenaan terhadap aktiva
tetap seperti depresiasi, omortisasi, deplesi (karena biaya ini tidak
memerlukan biaya kas).
d) Adanya pengakuan kerugian piutang
dan penghapusan piutang karena sudah tidak dapat ditagih lagi.
e) Adanya pembayaran deviden dalam
bentuk saham.
f) Adanya penyisihan atau pembatasan
pengguanaan laba.
g) Adanya penilaian kembali (revaluasi)
terhadap aktiva yang dimiliki.
Manajemen Kas Versus Manajemen Likuiditas
Dalam membahas
manajemen kas perlu dibedakan antara manajemen kas yang sesungguhnya dan
manajemen likuiditas.Perbedaan ini sering merupakan sumber ketidakjelasan
karena istilah kas dalam praktik sering digunakan untuk dua pengertian yang
berbeda.Pertama, kas yang merujuk pad akas sesungguhnya yang ada di
perusahaan.Kedua, manajer keuangan sering menggunakan istilah kas tetapi
meliputi juga surat-surat berharga, yang kadang-kadang disebut setara kas.
Perbedaan manajemen kas dengan
manajemen likuiditas adalah jelas.Manajemen likuiditas berkaitan dengan jumlah
optimal aktiva likuid yang harus dimiliki perusahaan, sedangkan manajemen kas
lebih erat kaitannya dengan mengoptimalkan mekanisme untuk pengumpulan dan
pendistribusian kas.
B. Memahami
Float dalam manajemen kas
Dalam
praktik bisnis, suatu perusahaan yang sudah besar pada umumnya menggunakan jasa
bank untuk memfasilitasi berbagai transaksi yang dilakukan perusahaan. Sering
kali terdapat perbedaan antara saldo kas yang ada dalam catatan buku perusahaan
dan saldo yang ada pada rekening perusahaan di bank. Perbedaan inilah yang
dikenal dengan istilah float, yang mencerminkan dampak dari adanya cek
perusahaan yang masih dalam proses kliring.
Disbursement
Float (Pengeluaran mengambang)
Cek yang ditulis
perusahaan akan menimbulkan disbursement float, karena akan menurunkan saldo
kas dalam catatan buku perusahaan, tetapi belum mengubah saldo kas perusahaan
di bank sampai dengan cek tersebut diuangkan. Sebagai contoh, perusahaan
General, mempunyai 100 juta rekening Giro di bank. Pada tanggal 8 Oktober 2008
perusahaan membeli bahan baku dan membayar dengan menggunakan cek Rp 100 juta.
Saldo kas pada catatan buku perusahaan akan segera berkurang sebesar Rp 100
juta.
Bank
perusahaan General tidak akan mengetahui cek tersebut sampai saat diuangkan ke
bank, misalkan tanggal 15 Oktober 2008. Dengan demikian sampai dengan cek
diuangkan, saldo kas perusahaan di bank akan lebih tinggi sebesar Rp 100 juta
dibandingkan dengan saldo kas dalam catatan buku perusahaan. Jadi, sebelum 8
Oktober 2008 perusahaan General mempunyai zero float.
Float = firm’s available balance – Firm’s book
balance
= Rp 100 juta – Rp 100 juta
= Rp 0
Posisi
perusahaan General antara 8 Oktober sampai dengan 15 Oktober 2008 adalah:
Disbursement
float = firm’s available balance –
Firm’s book balance
= Rp
100 juta – Rp 0
= Rp
100 juta
Selama cek dalam proses kliring,
perusahaan dapat memperoleh manfaat dengan menginvestasikan sementara kas yang
ada di bank pada surat berharga, sehingga perusahaan memperoleh bunga.
Collection float dan net float
Cek yang
diterima perusahaan akan menimbulkan collection float, yang akan segera
meningkatkan saldo kas dalam catatan buku perusahaan tetapi tidak segera
menimbulkan perubahan pada saldo kas perusahaan di bank. Sebagai contoh,
perusahaan General pada tanggal 20 Oktober 2008 menerima cek dari pelanggan Rp
100 Juta. Perusahaan mencatat penerimaan cek tersebut pada buku perusahaan
General sehingga meningkatkan saldo kasnya sebesar Rp 100 juta menjadi Rp 200
Juta. Akan tetapi tambahan saldo kas tidak tampak pada saldo kas perusahaan
General di Bank, sampai cek tersebut diuangkan ke bank pelanggan pada tanggal
30 Oktober 2008. Sebelum 20 Oktober 2008 posisi perusahaan General adalah:
Float =
firm’s available balance – Firm’s book balance
= Rp 100 juta – Rp 100 juta
= Rp 0
Posisi
perusahaan General antara 20 Oktober sampai dengan 30 Oktober 2008 adalah:
Disbursement float =
firm’s available balance – Firm’s book balance
= Rp 100 juta – Rp 200 juta
= -Rp 100 juta
Pada umunya, aktivitas pembayaran
(disbursement) akan menghasilkan disbursement float dan aktivitas pengumpulan
(collection) akan menghasilkan Collection float. Jumlah dari disbursement float
dan collection float disebut net float. Net float pada saat tertentu
menunjukkan seluruh perbedaan antara firm’s available
balance dan Firm’s book balance. Jika net float positif, berarti disbursement
float lebih besar dari collection float, dan firm’s available balance lebih
besar dari Firm’s book balance. Jika firm’s available balance dlebih kecil dari
Firm’s book balance, berarti perusahaan mempunyai net collection float.
Perusahaan
seharusnya lebih memerhatikan net float dan available balance lebih besar dari
book balance. Jika manajer keuangan mengetahui cek yang telah ditulis
perusahaan belum dikliringkan selama beberapa hari, manajer keuangan dapat
mempertahankan saldo kas yang rendah di bank, sehingga memungkinkan perusahaan
untuk menginvestasikannya.
Sebagai
contoh, rata-rata penjualan perusahaan Exxon Mobil per hari mencapai USD 690
juta. Jika pengumpulan kas Exxon Mobil dapat dipercepat satu hari saja, maka
perusahaan akan mempunyai kas USD690 juta untuk diinvestasikan. Misalkan
tingkat keuntungan sebesar 001% per hari, maka jumlah bunga yang diperoleh
setiap hari sebesar USD69.000.
Mengelola disbursement float
Sebagaimana
kita ketahui, keterlambatan waktu pembayaran dapat bersumber dari pengiriman check, pemrosesan check, dan penagihan.
Disbursement float dapat ditingkatkan dengan menuliskan check pada bank yang
bertempat di lokasi yang jauh secara geografis atau menuliskan check dari
kantor pos yang terpencil. Dilihat dari sudut pandang etika dan ekonomi taktik
yang digunakan untuk meningkatkan disbursement float masih dalam perdebatan.
Hal ini disebabkan oleh beberapa argumen antara lain:
a. Secara ekonomi pada umumnya setiap
syarat pembayaran selalu mencantumkan diskon di mana diskon tersebut lebih
besar bila dibandingkan dengan keuntungan dari meningkatkandisbursement float.
b. Secara etika menunda pembayaran yang
sudah jatuh tempo merupakan prosedur bisnis yang tidak etis. Disamping
itu terdapat konsekuensi negatif yaitu rusaknya hubungan dengan pemasok. Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mengelola disbursement float,
salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan semaksimal mungkin
diskon yang diberikan oleh pemasok dan memperbaiki pengendalian terhadap
pengeluaran.
C. Manajemen Float
Manajemen Float
mencakup pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas. Tujuan penerimaan kas
adalah mempercepat pemasukan kas dan mengurangi periode antara saat pelanggan
melakukan pembayaran dan saat kas tersedia di perusahaan. Tujuan pengeluaran
kas adalah untuk mengendalikan pembayaran dan meminimalkan biaya yang terkait
dengan proses pembayaran.
Total waktu penerimaan
atau pengeluaran kas dapat dibagi menjadi tiga komponen, yaitu: mailing time,
processing delay, dan availability delay.
a.
mailing
time, adalah bagian dari proses penerimaan dan pembayaran, saat cek masuk dalam
sistem pengiriman
b.
processing
delay adalah waktu yang diperlukan oleh penerima cek untuk memproses pembayaran
dan menyimpannya di bank
c.
Availability
delay adalah waktu yang dibutuhkan untuk kliring cek dalam sistem perbankan.
Mempercepat penerimaan kas meliputi pengurangan
satu atau lebih komponen waktu tersebut.
Mengukur float
Mengukur Float Besar kecilnya float
tergantung pada jumlah dollar atau rupiah dan waktu penundaan. Sebagai contoh,
misalkan perusahaan Anda mengirim check senilai Rp500 ribu setiap bulan.
Dibutuhkan waktu lima hari waktu pengiriman untuk sampai ditempat tujuan
(mailing time), dan satu hari bagi penerima untuk menyampaikan check tersebut
kepada bank penerima (processing delay). Bank penerima memproses check selama
tiga hari (availability delay). Dengan demikian total waktu adalah 9 hari.
Dalam kasus ini Berapa rata-rata
disbursement float per hari ? Pertama, perusahaan Anda punya Rp 500 ribu float
selama sembilan hari, dengan demikian total float adalah 9 x Rp 500 ribu = Rp
4.500.000,- . Kedua, jika diasumsikan satu bulan adalah 30 hari, maka rata-rata
float per hari adalah :
Average
daily float = Rp 4.500.000,- / 30 = Rp 150.000,-
Hal ini berarti bahwa rata-rata
perhari book balance perusahaan anda Rp 150.000 lebih rendah daripada available
balance di bank. Jika terjadi lebih dari satu kali penerimaan atau pembayaran
dalam setiap bulan, perhitungannya menjadi sedikit kompleks.
Contoh, perusahaan Anda menerima dua macam
penerimaan setiap bulan:
Amount
|
Processing and availability delay
|
Total float
|
1. Rp
5.000.000
|
X 9
|
Rp 45.000.000
|
2. Rp
3.000.000
|
X5
|
Rp 15.000.000
|
Total
Rp 8.000.000
|
|
Rp 60.000.000
|
Berdasarkan informasi tersebut jika
satu bulan sama dengan 30 hari, maka dapat dihitung:
Average
daily float = Total float / Total days = Rp 60.000.000 / 30 = Rp 2.000.000
Dengan
demikian rata-rata per hari sebanyak Rp 2.000.000 kas yang tidak diterima dan
tidak tersedia.
Biaya Float
Biaya yang timbul dengan adanya
collection foat bagi suatu perusahaan adalah berupa opportunity cost karena
perusahaan tidak dapat segera menggunakan kas. Paling tidak perusahaan dapat
memperoleh bunga, jika kas untuk investasi telah tersedia.
Sebagai Contoh, Perusahaan Lambo,
mempunyai ratarata penerimaan check per hari Rp1.000.000,dan rata-rata
tertimbang penundaan selama tiga hari. Dengan demikian average daily float = 3
x Rp1.000.000 = Rp3.000.000. Hal ini berarti ada Rp 3.000.000 dana yang tidak
menghasilkan bunga dalam satu hari.
Electronic Data
Interchange
Electronic Data Interchange (EDI)
merupakan istilah yang menunjukkan perkembangan praktik yang secara langsung
berkaitan dengan pertukaran informasi elektronik antara berbagai bentuk bisnis.
Salah satu bagian penting penggunaan EDI adalah financial EDI atau FEDI, yang
merupakan pengiriman data finansial secara elektronik antarpihak sehingga
mengurangi penggunaan kertas dalam pembuatan invoice, penulisan cek,
pengiriman, dan pemrosesan. Secara umum penggunaan EDI memungkinkan penjual
mengirim tagihan secara elektronik kepada pembeli. Penjual kemudian melakukan
otorisasi pembayaran, yang juga dilakukan secara elektronik. Bank yang ditunjuk
untuk menerima pembayaran dari pembeli kemudian mentransfer dana ke rekening
penjual di bank yang berbeda. Secara keseluruhan dampaknya adalah jangka waktu
mulai transaksi sampai penyelesaian transaksi menjadi berkurang secara berarti,
dan float akan turun secara drastis.
D.
Pengumpulan dan Konsentrasi Kas
Lamanya waktu yang diperlukan pada setiap
komponen proses pengumpulan kas tergantung pada lokasi perusahaan pelanggan dan
bank, serta efisiensi perusahaan dalam pengumpulan kas.
Pengumpulan Kas
Bagaimana perusahaan mengumpulkan
kas dari pelanggannya, sebagian besar tergantung pada sifat bisnis yang
dilakukan perusahaan. Pada bisnis restoran, umumnya para pelanggan membayar
secara tunai, cek atau kredit pada saat terjadi transaksi, dengan demikian
tidak ada masalah dalam penundaan pengiriman. Biasanya dana disimpan di bank
lokal dan perusahaan mempunyai beberapa cara untuk menggunakan dana tersebut.
Jika sebagian besar atau semua
pembayaran penerimaan perusahaan dilakukan dengan cek yang disampaikan melalui
pengiriman, semua komponen waktu pengumpulan menjadi relevan dipertimbangkan.
Perusahaan dapat memilih untuk mengirim cek ke satu lokasi,atau perusahaan
dapat menggunakan beberapa lokasi yang berbeda untuk mengurangi waktu
pengiriman. Perusahaan juga dapat melakukan pengumpulan sendiri atau menunjuk
perusahaan lain yang mempunyai spesialisasi dalam pengumpulan kas.
Pendekatan yang lain dalam
mempercepat pengumpulan kas adalah dengan melakukan kesepakatan dengan
pelanggan untuk melakukan preauthorized payment. Dengan kesepakatan tersebut,
jumlah pembayaran dan waktu pembayaran ditetapkan di awal. Setelah disepakati,
pembayaran secara otomatis ditransfer dari rekening bank pelanggan ke rekning
bank perusahaan, dan cara ini dapat mengurangi waktu pengumpulan kas.
Lockboxes
Ketika perusahaan menerima
pembayaran melalui pengiriman cek, perusahaan harus memutuskan ke mana cek
dikirim dan bagaimana penanganan cek akan ditangani serta disimpan. Pemilihan
yang dilakukan secara hati-hati terhadap jumlah dan lokasi pengumpulan dapat
mengurangi waktu pengumpulan kas secara berarti. Banyak perusahaan menggunakan
kantor pos yang dikenal dengan lockbooxes untuk menerima pembayaran dan
mempercepat pengumpulan kas
Konsentrasi Kas
Perusahaan dapat memiliki sejumlah
titik pengumpulan kas, yang ditangani oleh banyak bank yang berbeda dan banyak
rekening bank. Perusahaan memerlukan beberapa prosedur untuk memindahkan kas
dari banyak bank ke rekening utama perusahaan, yang disebut dengan cash
concentration. Dalam membangun sistem konsentrasi, perusahaan dapat menggunakan
satu atau lebih concentration banks. Satu concentration bank mengumpulkan dana
yang diperoleh dari bank-bank lokal yang tersebar di beberapa lokasi yang
berbeda.
E.
MANAJEMEN PENGELUARAN KAS
Dari sudut pandang perusahaan,
tujuan dari pengelolaan disbursement float adalah untuk memperlambat
disbursement kas. Untuk itu perusahaan perlu mengembangkan strategi untuk
meningkatkan mailfloat, procesing float, dan availability float atas cek yang
ditulis perusahaan. Disamping itu perusahaan juga harus mengembangkan prosedur
untuk meminimalkan kas untuk tujuan pembayaran.
Meningkatkan
Disbursement Float
Sebagaimana telah dipahami,
memperlambat pembayaran dapat mencakup waktu pengiriman check, pemrosesan
check, dan pengumpulan dana. Disbursement float dapat ditingkatkan dengan
menulis cek atas bank yang secara geografis lokasinya jauh. Hal ini akan
memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk kliring cek melalui sistem perbankan.
Taktik untuk memaksimalkan
Disbursement float masih menjadi perdebatan, baik dari sudut pandang etika
maupun ekonomi. Syarat pembayaran sering kali menawarkan potongan yang cukup
besar bagi pelanggan yang membayar lebih cepat. Potongan biasanya lebih besar
daripada penghematan yang diperoleh dari memainkan float. Di samping itu,
pemasok sering tidak menyukai upaya untuk memperlambat pembayaran. Akibat buruk
yang mungkin terjadi adalah hubungan yang kurang baik dengan pemasok dapat
menimbulkan biaya yang mahal.
Pengendalian
Pengeluaran
memaksimumkan waktu penundaan
pembayaran mungkin merupakan praktek bisnis yang kurang baik, namun demikian
perusahaan berusaha untuk tetap menahan kas sekecil mungkin dengan menunda
waktu pembeyaran. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengembangkan sistem yang
dapat mengelola proses pembayaran secara efisien. Dasar pemikiran sistem yang
demikian adalah perusahaan tidak boleh memiliki kas yang disimpan di bank
melebihi jumlah minimum yang diperlukan untuk membayar tagihan.
Zero-Balance Accounts
Dalam sistem zero-balance accounts,
perusahaan bekerja sama dengan bank membuat satu master account dan sejumlah
subaccount. Ketika cek yang ditulis di salah satu subaccount harus dibayar,
jumlah dana yang diperlukan ditransfer dari master account. Dengan cara
demikian, saldo kas pada subaccount tidak perlu ada atau nol.
Pengendalian
Disbursement Accounts
Dalam sistem ini semua pembayaran
yang harus dilakukan pada hari tertentu telah diketahui pada pagi harinya. Bank
memberitahu perusahaan jumlah uang yang harus dibayar, dan perusahaan
mentransfer jumlah yang dibutuhkan.
F.
INVESTASI KELEBIHAN KAS DAN SURAT
BERHARGA
Apabila perusahaan memiliki surplus
kas untuk sementara waktu, perusahaan dapat menginvestasikan pada surat
berharga jangka pendek di pasar uang. Pada umumnya, perusahaan besar mengelola
sendiri aset keuangan jangka pendeknya, dan melakukan transaksi melalui bank
dan dealer.
Surat berharga adalah surat yang
dijual dengan cepat tanpa mengalami suatu kerugian. Ada dua alasan perusahaan
untuk melakukan investasi dalam surat berharga, yaitu pertama, sebagai pengganti
kas, dalam hal ini perusahaan mempertahankan suatu portofolio surat berharga
untuk mengurangi saldo kas yang terlalu besar untuk sementara dan akan
menjualnya kembali jika arus kas keluar melebihi arus kas masuk. Kedua, sebagai
investasi sementara, biasanya dilakukan untuk membelanjai kegiatan perusahaan
yang bersifat musiman atau untuk membelanjai kebutuhan yang telah direncanakan
pada waktu yang akan mendatang.
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
dalam memilih suatu surat berharga sebagai alternatif untuk menginvestasikan
kelebihan kas yang bersifat sementara, yaitu:
1. Default
risk , yaitu risiko kegagalan perusahaan yang menerbitkan surat berharga untuk
melunasi bunga dan pokok pinjaman.
2. Event
risk, yaitu risiko suatu kejadian yang tiba-tiba dapat segera mengakibatkan
perusahaan yang menerbitkan surat berharga dalam kondisi yang sulit.
3. Interest
rate price risk, yaitu risiko turunnya harga pasar suatu surat berharga karena
terjadinya kenaikan suku bunga di pasar.
4. Inflation
risk, yaitu risiko inflasi yang akan menurunkan daya beli dari sejumlah uang.
5. Marketability
risk, yaitu risiko kesulitan untuk menjual surat berharga pada tingkat harga
yang berlaku di pasar.
6. Return
on securities, yaitu tingkat pendapatan dari surat berharga, hal ini biasanya
berkaitan dengan tingkat risiko dari surat berharga tersebut. Semakin besar
risiko semakin tinggi tingkat pendapatan yang disyaratkan.
Model Baumol-Allais-Tobin
(BAT) dalam Manajemen Kas
Model BAT, merupakan cara klasik
dalam menganalisis permasalahan manajemen kas. Model ini dipakai untuk
menentukan saldo kas yang ditargetkan perusahaan, yaitu saldo kas yang
ditentukan berdasarkan keseimbangan antara biaya penyimpanan kas dan biaya
transaksi untuk memperoleh kas. Model ini hanya cocok untuk diterapkan dalam
kondisi yang bersifat pasti. Model ini mirip dengan model manajemen persediaan
yang dikenal dengan nama economic order quantity (EOQ). Dalam menentukan saldo
kas optimal, model BAT berorientasi pada biaya, yaitu jumlah biaya penyimpanan
kas dan biaya transaksi yang minimal.
Secara
matematis besarnya saldo kas optimal dapat dihitung dengan rumus:


k
Keterangan:
C*
= Saldo kas optimal yang diperoleh dengan menjual surat berharga
F
= Biaya transaksi yang jumlahnya tetap setiap kali transaksi dilakukan
T
= Jumlah kas yang diperlukan selama satu periode tertentu ( biasanya satu tahun
)
k
= Biaya opportunity yang timbul karena menyimpan kas.
Berdasarkan model BAT, semakin
banyak jumlah kas yang dimiliki perusahaan, semakin tinggi biaya penyimpanan
kas, sedangkan biaya transaksi semakin rendah. Hal ini terjadi karena biaya
transaksi akan berkurang jika frekuensi transaksi semakin kecil. Dengan
demikian, jika jumlah saldo kas yang dimiliki perusahaan semakin banyak,
frekuensi perusahaan dalam menjual surat berharga untuk memperoleh kas akan
semakin berkurang, sehingga biaya transaksi juga semakin kecil.
Sebagai contoh, misalkan perusahaan
membutuhkan kas selama satu satu tahun sebesar Rp18.000.000 . Biaya setiap kali
transaksi Rp250 dan suku bunga yang relevan adalah 10%. Berdasarkan informasi
tersebut, maka jumlah kas yang optimal adalah:




0,10
Setelah menghitung C*, sebagai
jumlah kas optimal yang ditransfer, besarnya saldo kas rata-rata selama periode
(satu tahun) adalah:


2 2
Frekuensi
transaksi atau transfer yang harus dilakukan dalam satu tahun adalah:


C* Rp 300.000
Total
biaya untuk mempertahankan saldo kas dalam satu tahun adalah:


C* 2
= Rp250(60) +
0,10(Rp150.000)
=Rp30.000,-
Berdasarkan
asumsi yang digunakan dalam analisis, biaya ini merupakan biaya minimum untuk
mengelola persediaan kas.
Model BAT merupakan model yang
sederhana dan sangat logis dalam menentukan saldo kas yang optimal. Hal ini
didasarkan pada sumsi arus kas keluar yang tetap stabil dan pasti, dan
merupakan kelemahan model BAT. Berikut ini akan dijelaskan model Miller-Orr,
yang dirancang sehubungan dengan keterbatasan model BAT.
Model Miller-Orr dalam
manajemen kas
Model ini dirancang untuk sistem
manajemen kas perusahaan yang arus kasnya berfluktuasi secara acak dari hari ke
hari. Model ini juga memfokuskan pada saldo kas, tetapi diasumsikan saldo kas
berfluktuasi secara acak dan rata-rata perubahannya sama dengan nol.
Model Miller-Orr bekerja atas dasar
saldo kas perusahaan maksimum sampai dengan batas atas (h) dan saldo kas
minimum atau batas bawah (r) dan target saldo kas (z). Perusahaan mengizinkan
saldo kas berfluktuasi diantara batas atas atau batas bawah. Ketika saldo kas
mencapai batas atas pada T1, perusahaan harus mengubah kas sebesar h-z untuk
diinvestasikan ke dalam surat berharga. Tindakan ini akan menurunkan saldo kas
menjadi z. sebaliknya, jika saldo kas turun sampai dengan batas bawah (r) pada
T2, perusahaan harus menjual surat berharga sebesar z-r untuk dikonversikan
menjadi kas.
Dalam penggunaan model ini,
pertama-tama perusahaan harus menentukan saldo kas minimum sebagai batas bawah
(r), hal ini tergantung pada seberapa besar risiko kekurangan kas yang dapat
ditolerir oleh manajemen perusahaan. Biasanya didasarkan pada saldo kas
kompensasi, yaitu saldo kas minimum yang disyaratkan oleh bank tempat
perusahaan menyimpan kasnya.
Fungsi
biaya manajemen kas pada model Miller-Orr dapat dinyatakan sebagai berikut:
E(c)
= bE(N)/T + iE(m)
Keterangan:
E(N)
= perkiraan jumlah transfer antara kas
dan surat-surat berharga selama satu periode.
b
= biaya setiap kali transaksi
T
= jumlah hari dalam satu periode
E(m) = perkiraan saldo kas harian
i
= suku bunga harian
Keberhasilan penerapan model
Miller-Orr tidak hanya ditentukan oleh seberapa akurat prediksi tentang kondisi
yang direncanakan, seperti perkiraan frekuensi transfer dan perkiraan saldo kas
dengan keadaan yang sesungguhnya, tetapi juga ditentukan oleh seberapa akurat
estimasi parameter biaya suku bunga.
DAFTAR
PUSTAKA
I Made Sudana.
2011.Manajemen keuangan perusahaan.Erlangga,Jakarta.
▷ Casino Site Review 2021 | Online Slots, Live Casino
BalasHapusCheck luckyclub.live out our review of Casino Site, including bonus codes & free spins, games, payment methods and more! Rating: 4 · Review by Lucky Club